Ternyata Operasi Caesar Tidak Semenakutkan Itu
Setelah dokter memvonis saya akan sulit untuk lahiran normal, dunia saya pun jadi kelabu. Rasa bersalah dan rasa tak sempurna atau gagal jadi perempuan berkecambuk di hati saya. Dalam fikiran saya perempuan sebagai ibu sempurna ya harus melahirkan dengan normal.
Bahkan sebelum saat itu saya sempat meminta maaf dengan perut saya karena kamu akan dibedah, akan ada tanda lahir disana. Memang agak drama ya Moms, tapi itu benar benar saya lakukan. Nangis iya, menyesal iya, kesal juga iya. Tapi saya tidak mau terlalut terlalu lama karena ingat ucapan dokter yang bilang ketuban saya semakin lama akan semakin kering karena HPL sudah lewat maka harus segera dilahirkan.
Saya kuatkan segenap hati dan keberanian untuk memulai menerima dan ikhlas bahwa saya akan melalui proses Caesar. Ternyata perjalanan pun tidak semulus itu, kesalahan saya adalah selama cek up selalu pindah pindah RS lantaran cari dokter yang nyaman cari yang pelayanan nya bagus, sampai akhirnya menjelang akhir kami malah bingung menentukan pilihan akan Caesar dimana.
Pilihan pertama kami di salah satu RS ibu dan anak di daerah Tangerang, kami daftar untuk langsung pembedahan Caesar saya minta tanpa induksi. Kebetulan saat itu saya pakai fasilitas BPJS, yang kata pihak RS mengharuskan untuk dilakukan cek terlebih dahulu dan tetap harus melalui induksi terlebih dahulu. Dan ternyata biaya induksi pun dibebankan kepada pasien, setelah tanya RS sebelah ternyata disana induksi sesuai anjuran dokter seharusnya dapat di cover oleh BPJS. Akhirnya kita pindah kerumah sakit sebelah, saya tetap memilih harus ke dokter perempuan. Kami daftar online dari semalam, setelah pagi harinya ternyata pendaftaran kami tidak masuk ke sistem admin RS nya, sehingga kami diminta daftar lagi 2 hari kedepan karena dokter teesebut baru ada jadwal 2 hari lagi.
Seakan berkejaran dengan waktu, akhirnya saya pindah dan berhasil mendapatkan jadwal di RS Melati yang Alhamdulillah ini adalah RS yang akhirnya menerima saya Caesar langsung tanpa induksi. Disana saya. Pilih dokter perempuan sengaja agar didalam aman, karena suami pun tidak boleh ikut menemani kan fikir saya.
Ternyata fikiran saya salah, bahkan saya disambut perawat pria, memang dokter nya perempuan tapi asisten nya pria semua saya yang saat itu kacau balau syok, cuma bisa pasrah hanya satu yang saya fokuskan yaitu anak saya cepat lahir dengan keadaan normal dan sehat.
Setelah menunggu sekitar 30 menit kurang di ruang operasi yang dingin nya bikin saya mati rasa padahal disuntik anastesi saja belum. Setelah dokter datang, dokter anastesi datang, perawat dan asisten dokter pun juga sudah lengkap operasi pun di mulai. Saya mulai diberi anastesi spinal. Anastesi ini disuntikan pada pinggang area bawah, suntikan ini bermaksud agar menghilangkan rasa sakit atau membuat bagian yang disuntikkan menjadi mati rasa. Posisi saat menyuntik Anastesi spinal ini harus dalam keaadaan duduk, dengan tubuh ke arah kedepan. Rasanya lumayan sakit Ma, selama proses itu badan kita di tahan dengan beberapa asisten dokter anastesi, agar kita tidak bergerak. Setelah obat anastesi bekerja, saya merasakan bagian perut hingga tubuh saya bagian bawah seperti mati rasa. Setelah tubuh mulai mati rasa, operasi Caesar pun dimulai, saya tidak bisa melihat kebagian bawah karena terhalang tirai yang diletak diatas dada. Selama operasi itu berlangsung suasana sangat santai, sesekali dokter mengajak bicara saya, sampai akhirnya perut saya ditekan kebawah dan terdengarlah suara tangisan bayi mungil ku.
Bayi ku langsung dibawa keruangan untuk dibersihkan sementara operasi terus berlangsung untuk menjahit bagian perut yang dibedah. Tidak lama bayi saya datang dan diletakkan di dada atas, sayang hanya sebentar dan kami tidak sempat melakukan IMD. Setelah selesai operasi, saya dipindahkan ke diruangan pemulihan. Hampir 6 jam saya dan ibu ibu lainya merasakan menggigil yang sangat hebat efek dari anastesi spinal tersebut, sementara tubuh saya masih kaku tak bisa bergerak dan mati rasa.
Setelah menunggu lama, akhirnya satu persatu dipindahkan ke kamar pasien, disana sudah ada sanak keluarga yang menyambut saya dari ruang operasi. Sementara bayi saya baru bertemu 1 jam kemudian, ternyata di RS Melati memberlakukan bayi untuk tidur sekamar dengan ibu nya.
Sungguh senangnya saya bisa mencoba menyusui nya untuk pertama kalinya semalaman. Keesokan harinya saya harus mulai belajar duduk kemudian berjalan, karena kaku mati rasa dan sakit di perut membuat kita agak kesulitan untuk bangun. Setelah saya mencoba perlehan untuk bangun kemudian saya diperbolehkan untuk pulang kerumah. Selama diperjalanan perut ini masih terasa perih bekas jahitan saat ada polisi tidur dijalan.
Tips dari saya:
Pakailah korset atau lilitlah kain halus dibagian perut atas atau diatas jahitan operasi (jangan mengenai jahitan) ini berguna agar perut kita tidak mudah goyang, sehingga jahitannya tidak terasa sakit. Tubuh akan kembali normal hingga 1 bulan kedepan, saat pulang kerumah saya tidak dipantang makan apapun, tapi dokter menyarankan untuk makan telur rebus dan ikan gabus untuk membuat jahitan cepat kering.
Berikut pengalaman saya mengenai Caesar pada anak pertama saya, percayalah semua rasa sakit yang kita rasakan terbayar sudah saat melihat bayi mungil itu sehat dan sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar