Jumat, 16 April 2021

It's All About Toilet Training Salma




Bismillah... dimulai dengan menghela nafas terlebih dahulu sebelum menuangkan experience mahal ini kedalam sebuah tulisan. Yups, Toilet Training !! memang benar ya sesulit itu? memang benar ya sedrama itu? setidaknya pertanyaan ini yang terus bergelayut dalam benak saya sebelumnya, sampai-sampai eksekusinya membuat saya menjadi ragu dan maju mundur. Sebelum kita membahas pengalaman saya sukses dalam men-Toilet Training Salma dalam seminggu, baiknya kita berkenalan terlebih dahulu apa itu Toilet Training sendiri.


Apa itu Toilet Training ?

Toilet training merupakan fase yang memang harus si Kecil lalui, dalam fase ini si Kecil mulai diperkenalkan untuk mulai Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) di toilet selayaknya orang dewasa lakukan. Memulai toilet training yang disarankan oleh para dokter anak adalah pada rentang usia 18 bulan hingga 24 bulan, dimana pada usia ini dianggap adalah usia ideal bagi si Kecil untuk memulai toilet training. Namun perlu diperhatikan, sebenarnya usia hanyalah sebuah angka, yang terpenting adalah kesiapan dari si Kecil dan moms terlebih dahulu yang harus diperhatikan. Berikut tanda-tanda saat si Kecil sudah siap untuk memulai lepas diapers;

  • Si Kecil mulai dapat membuka celananya sendiri.
  • Pastikan si Kecil mulai dapat menyampaikan apa yang sedang ia rasakan, dan mampu untuk berkomunikasi minimal dengan gesture tubuh.
  • Si Kecil sudah mengerti intruksi sederhana.
  • Tertarik dengan hal baru misal, diajak ke toilet atau tertarik dengan celana dalam baru.
  • Mulai menunjukan bahwa dia tidak nyaman memakai diapers, apalagi saat diapers nya basah atau penuh.

Apabila si Kecil mulai menunjukan tanda-tanda seperti diatas, lalu bagaimana tahap selanjutnya? ya, tinggal ekseskusi saja moms. Tapi ingat tetap ada aba-abanya, jangan terburu-buru justru akan menggagalkan misi itu tersendiri.

  • Siapkan mental moms, karena ini adalah proses yang tidak instant. Butuh proses yang berjalan terus menurus dan berulang serta kesadaran dari si Kecil tersendiri agar proses ini berhasil.
  • Selain mental, emosi juga perlu moms kendalikan. Karena pastinya didalamnya dipenuhi drama yang luar biasa sedapnya, ngompol-ngompol dikit ah.. jangan kaget moms, itu syudah biasa!
  • Bulatkan tekat dan ajak pasangan maupun keluarga seperti kakek, nenek, om, tante, ataupun pengasuh untuk memuluskan misi ini.
  • JANGAN MEMAKSA !! kalau tidak mau gagal diawal dan berakibat memperpanjang masa toilet training ini berlangsung.
  • Pastikan kondisi moms dalam keadaan sehat dan tidak sibuk, tidak sedang berpergian atau hamil (kecuali yang nekat kayak saya hamil pun dihajar :P )
  • Kumpulkan referensi mengenai toilet training sebanyak-banyaknya, seperti tips dan sebagainya dari berbagai sumber seperti talkshow online atau sharing bersama teman. Tapi ingat jangan jadikan mereka sebagai patokan mutlak, kesiapan si Kecil akan berbeda-beda bentuk dan responnya.
  • Siapkan potty training agar menggugah minat si Kecil, tapi ini optional karena tidak berlaku untuk Salma :(
 
Toilet Training Salma

Berawal dari ucapan adik saya tempo hari yang membuat saya berfikir "Kak, Salma gak diajarin lepas pampers? nanti repot loh ada bayi lahir, double pengeluaran pula untuk pampers." kurang lebih begitu yang adik saya katakan. Sontak ini membuat saya terbangun dari lamunan panjang karena terlena dengan kepraktisan pemakaian pampers. Apalagi usia Salma saat ini bahkan sudah lewat dari batas usia ideal toilet training. Oke sejak saat itu, saya pun memutuskan untuk membulatkan tekat, tanpa peduli kondisi yang sedang hamil 5 bulan karena dalam fikiran saya kalau bukan sekarang kapan lagi?! sebelum adiknya lahir ini mungkin waktu yang tepat.

Setelah menyampaikan niat ini pada Pak suami, saya mulai membeli 3 buah celana klodis atau celana toilet training. Celana ini dapat menampung 1x buang air kecil jadi tidak akan membuat urine si kecil berceceran di lantai. Sembari menunggu pesanan celana klodis ini datang, sembari terus-terusan saya sounding kepada Salma bahwa sebentar lagi Salma akan lepas pampers, dan mulai BAK BAB di toilet. Walaupun seringkali sounding ini berakhir tidak ia hiraukan, tapi tetap saya tidak putus semangat. Saya terus membisikkannya saat bermain, saat mandi, saat tidur, kapanpun saya terus sounding sampai mulut ini berbusa rasanya 😛😝
 
 
Proses toilet training pun dimulai, Day 1


Ternyata sesuai dugaan saya, membujuk Salma untuk BAB di kamar mandi tidak semudah saat mengajak ia untuk memakan lolipop 😔 seringkali saya dibuat kehabisan akal untuk membujuknya. Walaupun perlu waktu yang lama untuk membujuknya ke toilet, namun BAK relatif lebih mudah untuk Salma terapkan. Berbeda hal nya dengan BAB, memasuki hari kedua Salma tiba-tiba ingin BAB. Saat ia menunjukan gesture akan BAB, saya langsung spontan untuk mengajaknya ke toilet dan apa yang terjadi ?? si Kecil menolak dan akhirnya mulesnya pun hilang, BAB nya tidak jadi bahkan hal ini terjadi sampai 3x. Saya sempat khawatir dengan hal ini, apa harus memakaikannya pampers lagi khusus untuk BAB? kalau begini ceritanya tentu juga tidak baik untuk kesehatannya. tapi oke saya tetap bersikeras dan menguatkan dalam hati " Ayo Salma kamu pasti bisa". 
 
Hampir tiap 2 atau 3 jam sekali saya mencoba untuk membujuknya untuk pergi BAK ataupun BAB ke toilet, untuk kali ini Salma mau tanpa perlu membujuk terlalu lama dan rupanya ia sudah tidak tahan untuk BAB. Namun apa yang terjadi? sesampainya di toilet Salma kesusahan untuk mengedan karena dalam posisi berdiri. 
 
Kasus yang berbeda pun saya alami, jadi Salma entah mengapa tidak mau duduk di potty training yang sudah saya sediakan. Jika kalian berfikir mungkin potty nya kurang menarik? jangan sedih, saya sampai membelikannya dua jenis potty yang berbeda, satu yang duduk di potty, sedangkan yang satu lagi menggunakan tumpuan tangga untuk duduk langsung di toilet. Salma lebih memilih jongkok langsung dilantai, namun semenjak ada jangkrik 😂 di toilet sepertinya dia trauma dan tidak mau lagi jongkok. Semua aktifitas BAK dan BAB nya dilakukan dalam posisi berdiri. It's okay dalam benak saya masalah ini kita bereskan belakangan yang penting Salma mau dan terbiasa untuk pergi ke toilet dulu goals nya. 
 
Potty training model tangga


Potty training model dudukan bawah


Kembali dihari kedua saat BAB Salma yang tak kunjung selesai karena posisinya berdiri menyulitkannya untuk mengedan, hal ini pun terjadi sekitar 2 jam lebih. Yes, 2 jam!! dari Azan Zuhur sampai Azan Ashar si Kecil masih dalam posisi yang kesulitan mengedan dan berdiri. Drama lainnya pun terjadi, saat itu sudah pasti Salma menangis tidak berhenti lantaran ia mengantuk dan lelah berdiri. kondisi rumah sepi hanya ada saya dan Salma saat itu, karena Pak suami sedang tidak dirumah. Entah mungkin karena bawaan hormon hamil atau tidak aku pun jadi tersulut emosi, aku merasa toilet training ini sulit sekali karena hanya saya yang menanggung. Dalam keadaan Salma yang menangis saya pun ikut menangis, betapa tidak sedih saat itu, saya merasa tidak tega melihatnya berdiri selama itu. Sesekali saya mengajaknya keluar, untuk membujuknya memakai pampersnya lagi, dalam hati saya "oke saya menyerah saat ini." Namun Salma menolak untuk saya dekati dan tangisnya semakin menjadi. dalam keadaan kalut saya menelfon pak suami sambil menangis, sungguh jika diingat saat itu benar-benar berat sekali rasanya. 
 
Lalu saya pun menumpahkan kestressan saya dalam menjalani proses ini kepada pak Suami. Suami hanya mengkhawatirkan kehamilan saya yang sudah cukup besar dan meminta saya untuk tenang serta tidak terlalu memaksa Salma. Namun kita sepakat agar proses ini tetap dijalankan.
 
Memasuki hari ke 4, Salma mulai mengompol saat tidur malam. Saya memutuskan untuk melepas diapers seutuhnya agar dia terbiasa dengan sensasi basahnya. Namun ternyata saat celananya basah ia merasa tidak nyaman sendiri dan meminta untuk dibersihkan di toilet. Disinilah waktu yang tepat untuk saya memuluskan sounding saya sebelumnya " Nah kan, kalau Salma tidak pipis di kamar mandi jadi celananya basah tuh. Bau, jorok kan?! nanti lain kali kalau mau pipis bilang mama dulu ya". 
 
Di hari ke 5, Salma mulai mau diajak ke toilet namun masih dengan bujukan yang ekstra panjang. Tidak jarang karena susahnya membujuk anak ini, yang terjadi adalah pipis di lantai pun tak terelakkan lagi. Namun ternyata inilah awal dimana Salma mulai memahami kalau pipis di celana akan membuatnya tidak nyaman.
Saat itu dia justru histeris saat melihat pipisnya dilantai. Entah kenapa emosi saya saat itu pun juga cukup tenang, saat dia ngompol saya justru lega sekaligus ini pembelajaran buat Salma, saya percaya ada makna dari sebab akibat ini. 

Dihari ke 6, betapa bahagianya saya saat itu Salma sudah mulai mengatakan sendiri tanpa saya ingatkan untuk BAK. Dan berlanjut ke hari ke 7 Salma sudah benar-benar mengerti kalau ingin BAK BAB di kamar mandi dan selalu memberi tahu saya terlebih dahulu.

MasyaAllah, takjub rasanya. Padahal saya sudah menguatkan hati "oke ini akan berjalan lama atau paling cepat pasti sebulan. Namun ternyata Salma diluar ekspektasi saya.

Tips Toilet Training Salma

1. Siapkan celana klodiz jika perlu, gunanya agar urine tidak langsung berceceran dimana-mana. Tapi satu sisi celana dalam biasa juga perlu, agar anak melihat sendiri visual urine yg menggenang kalau ia mengompol. Karenakan kalau pakai klodiz hanya basah, tapi tidak berceceran.

2. Coba siapkan storage box ditempat yang mudah dijangkau, jadi saat tiba-tiba si Kecil ngompol di malam hari, kita tinggal ambil aja celana baru tanpa gubrak gabruk lemari.

Storage box DIY dari kardus bekas



3. Sounding dengan berbagai
cara, salah satunya dengan film animasi yang banyak tersedia di YouTube. Berikut link nya 😀








Dari film seperti ini terkadang dapat membuat si Kecil lebih memahami maksud dari toilet training ini, masih banyak sebenarnya film animasi lainnya.

4. Download Aplikasi Potty Whiz, ini menurut aku membantu sekali. Dalam aplikasi ini ada fitur pencatat waktu, jadi jam berapa terakhir kali si Kecil pipis bisa terpantau, bahkan tersedia pula alarm untuk mengingatkan si Kecil pipis. Serta yang paling saya suka adalah fitur bintang-bintang saat kita memasukan catatan kedalam nya. Setiap si kecil berhasil pipis dikamar mandi, fitur ini akan memberi ucapan "Well done" dengan gambar bintang dan suara khas kembang api. Salma sangat tertarik dengan ini, jadi setiap dia mau pipis atau sesudah pipis saya akan beri bintang dari fitur ini 😂 bersyukur dia tertarik.

Aplikasi ini bisa di download di playstore, berikut linknya:  Aplikasi Potty Whiz





5. Jangan memaksa! Secara tidak sadar saya pun ternyata pernah memaksa Salma untuk memakai potty training nya beberapa bulan lalu. Saat itu Salma sangat antusias dengan potty training nya, namun hanya dibuat main jadi saya paksa untuk duduk disana jika pipis saja dan bukan untuk dia mainkan. Nah sejak saat itu, Salma sepertinya menjadi tidak mau menggunakan potty training nya lagi. Kemudian, kurangnya konsisten dari saya untuk melakukan toilet training membuat proses ini harus berhenti dan mau tidak mau, prose ini pun harus dimulai lagi dari awal yaitu beberapa hari yg lalu. 


Itulah perjalanan toilet training Salma yang MasyaAllah ❤️. Terimakasih sudah membaca sampai akhir tulisan yang cukup panjang ini 
Intinya dalam toilet training diperlukan kerjasama yang baik dari kedua orangtua, konsisten terus menerus untuk melakukan proses tersebut, perlahan dan tidak memaksa.

Perlu diingat Moms, proses ini memang harus dilalui jangan merasa stress sendiri ya. Biarkan si Kecil beradaptasi dan waktu yang akan menjawabnya 🥰

Semangat terus untuk moms hebat diluar sana.. 
















 
 



Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar