"Sunat pada bayi?" "Masih bayi sudah di sunat?" "Tidak kasihan memangnya?" Kurang lebih begitulah sepenggal respon orang-orang terdekat yang saya dapati ketika mendengar kata sunat pada bayi. Memang trend ini terbilang cukup tabu, karena kurangnya edukasi yang kita dapatkan. Belum lagi dengan mitos, kebiasaan, serta adat istiadat yang sangat kental bagi orang Indonesia, menjadikan sunat pada bayi begitu terlihat "menyeramkan". Padahal tanpa disadari banyak sekali manfaat yang si kecil akan dapatkan dari tindakan sunat pada usia dini tersebut. Jadi apakah sunat pada bayi merupakan "trend" belaka? Tentu tidak Ferguso. 😋 Yuk kita bahas lebih detailnya lagi, berdasarkan pengalaman pribadi ketika menyunati putra kedua kami Salman Muhammad Xavier, di usia 10 hari.
Apa itu Sunat?
Sunat atau Khitan ialah prosedur yang dilakukan pada pria dewasa maupun anak-anak, sunat merupakan hal wajib bagi pria muslim dan beberapa agama lainnya, karena mengingat manfaat yang diperoleh bagi kesehatan begitu besar. Sunat merupakan tindakan operasi kecil pada bagian penis pria, dimana kulit yang menutupi ujung penis tersebut diangkat atau yang biasa disebut kulup.

Waktu Terbaik Untuk Sunat
Ketika pertama kali saya mengetahui jenis kelamin anak saya, pertama kali yang ada dalam benak saya adalah saya harus menyunati anak saya kelak. Ya, memang saya sering berdiskusi dengan suami mengenai proses sunat yang bagi beliau cukup menakutkan. Lantas saya langsung mencari tahu berbagai informasi tersebut, kapan sih waktu yang paling tepat untuk melaksanakan tindakan ini? hal itu menjadi topik utama dalam pencarian saya.
Well, berdasarkan berbagai sumber informasi yang saya dapati dari beberapa talk show dokter spesialis anak, beliau mengatakan waktu terbaik dalam melakukan tindakan ini adalah sedini mungkin, biasanya saat si bayi berusia 48 jam setelah kelahirannya.
Ada beberapa rumah sakit yang justru sejak si bayi lahir, pihak rumah sakit akan menawarkan untuk sekaligus melakukan pembedahan kecil tersebut sebelum si ibu dan bayi pulang ke rumah. Tapi yang pasti waktu yang paling tepat adalah disaat bayi berusia kurang dari satu tahun. Kenapa seperti itu? Alasannya karena pada saat itu bayi akan cenderung lebih tenang, dan juga minim nya terjadi komplikasi, pendarahan, serta penyembuhan luka nya pun relatif lebih cepat.
Proses Tindakan dan Perawatan Pasca Sunat
Berdasarkan pengalaman anak kami, ternyata perawatan nya cukup mudah. Saat anak kami di sunat dokter menyarankan untuk melakukan sunat dengan metode klamp gold yang dikhususkan untuk anak bayi dan balita. Namun setiap kondisi pasien akan diperiksa terlebih dahulu untuk menentukan metode yang cocok, bahkan saya baru tahu metode balita dengan badan lebih gemuk pun memiliki metode yang berbeda.
Kembali ke metode Klamp Gold, pada metode ini
penis si kecil akan dipasangkan tabung yang menempel selama 5 hari. Mulanya penis si bayi di ukur dan diberikan tabung klamp yang sesuai ukuran penisnya, kemudian dipasangkan dan dilakukan tindakan tersebut. Selama proses ini berlangsung si kecil tidak merasakan sakit, karena terlebih dahulu disuntikkan cairan bius.


Metode ini dianggap sangat cocok untuk bayi karena metode ini tanpa perban, tanpa jahitan dan diperbolehkan mandi dan memakai pampers seperti biasa.
Perawatan pasca sunat dapat dilakukan sendiri dirumah, seperti
Rutin membersihkan BAB dan BAK si kecil dan rutin mengganti Pampers.
Saat selesai sunat dokter akan memberikan perlengkapan obat pasca sunat untuk merawat penis si kecil. Seperti cairan NaCL, Betadine, salep oles, Kassa steril, Cutton bud serta spuit untuk diisi air NaCL guna membersihkan tabung dari kotoran.
Setiap habis mandi dan sebelum tidur, pakaikan cairan Betadine disekeliling kulit yang masih menempel di pinggir tabung, gunanya agar kulit tersebut cepat kering dan terlepas dari tabung dengan sendirinya.
Setelah tabung terlepas dari ujung penis (biasanya kurang lebih 5 sampai 7 hari) kompres luka sunat dengan Kassa yang diberi Betadine. Kompres dengan agak ditekan perlahan selama beberapa menit.
Kemudian oleskan salep yang diberikan oleh dokter. Lakukan selama kurang lebih seminggu atau sampai luka benar benar kering dan bentuk Kembali normal seperti sedia kala.
Manfaat Sunat pada Bayi
Tindakan bedah kecil ini merupakan anjuran dari agama Islam yang sangat baik untuk kesehatan, diantara manfaatnya adalah
Mencegah Masalah Pada Penis
Mencegah lebih baik daripada mengobati, mungkin pepatah tersebut cocok untuk hal ini. Karena dengan dilakukan nya tindakan sunat, penis dapat terhindar dari berbagai macam penyakit, salah satunya yang paling sering terjadi ialah fimosis.
Menghindari infeksi saluran kemih.
Memudahkan saat membersihkan.
Meminimalisir penyebaran penyakit kelamin seperti HIV dan kanker penis.
Terhindar dari rasa sakit dan trauma berkepanjangan.
Recovery yang sangat cepat.
Pengalaman Dan Proses Sunat
Jauh-jauh hari saya dan suami sepakat untuk menyunati anak kami sesegera mungkin setelah si kecil lahir. Tentunya dengan mempertimbangkan cerita trauma yang suami saya rasakan (🤣 LOL) sekiranya cukup membuat saya bertekad, "oke, anakku tidak boleh merasakan trauma dan kesakitan itu juga" padahal salah satu alasannya juga, diriku sangat malas kalau-kalau harus membujuk si kecil untuk disunat ketika dia sudah besar. Jadi kita putuskan "oke, kita sunat sehabis pulang dari RS".
Kami memutuskan menyunati diluar rumah sakit karena mempertimbangkan biaya yang cukup jauh berbeda. Setelah mempertimbangkan beberapa rekomendasi klinik khitan di Tangerang, akhirnya kami memutuskan untuk menyunati anak kami di Rumah Sunat Arrahman.
.jpg)
Kesan kami saat menyunati anak kami disana, Alhamdulillah kami sangat puas. Biaya yang terjangkau, sepadan dengan hasil yang baik. Sebelum tindakan, dokter memberikan penjelasan mengenai metode, perawatan dan pemulihan pasca sunat. Tindakan dilakukan oleh tenaga profesional di bidangnya, situasi saat tindakan pun tenang dan nyaman, ruangan cukup bersih. Waktu yang dibutuhkan untuk tindakan tidak begitu lama, kurang dari 30 menit tergantung dari kondisi pasiennya.
Saat tindakan saya diminta untuk memegangi tangan anak saya, saat itu kami berbincang-bincang mengenai prosedur tersebut. Beliau mengatakan, sunat anak memang paling baik dilakukan sedini mungkin. Selain recovery nya yang cepat, pada usia tersebut bayi cenderung lebih sering tertidur sehingga penanganannya pun lebih mudah serta pada usia tersebut pula bayi masih belum merasakan sakit berbeda ketika sunat dilakukan saat si anak memasuki usia sekolah. Perkataan beliau sangat sesuai dengan kondisi anak saya saat itu, karena sepanjang tindakan si kecil tidur dan tampak tidak terasa sakit. Si kecil hanya menangis saat bibirnya mengecap seakan meminta ASI, namun kemudian tertidur kembali.
Kami pulang membawa perlengkapan obat pasca sunat dan hadiah mobil remote untuk kenang-kenangan. Sampai dirumah kami pun tetap dipantau perkembangan nya melalui WhatsApp chat, kami dipandu untuk merawat luka hingga kering dan normal.
Sekarang saat saya membagikan sharing ini, anak saya sudah berusia satu tahun. Tingkahnya super lincah, tak terbayang kalau harus sunat disaat si Kecil selincah ini bagaimana jadinya, apalagi saat semakin besar. Kalau melihat bentuknya, Alhamdulillah bentuknya rapih, luka nya sudah kering dengan sempurna.
Jadi saran saya, apabila moms memiliki anak lelaki masih berusia dini atau moms yang sedang hamil coba deh pertimbang kan untuk menyunati bayi kalian sedini mungkin. Alhamdulillah, saat di sunat anak saya sangat tenang, dan pasca sunat juga tidak menunjukkan demam dan rewel Alhamdulillah. Tapi satu hal yang pasti saya syukuri yaitu "no drama", yang pasti saya menghindari benar trauma ini, karena tahu trauma itu pasti akan terus dia bawa sampai dia dewasa. Tapi kembali lagi kepada orangtua yang memiliki pertimbangan sendiri mana yang lebih baik untuk si anak. Semoga sharing saya kali ini dapat membantu, jangan sungkan untuk meninggalkan komentar dan pertanyaan seputar pengalaman kami melakukan sunat pada anak kami, ya :)
0 komentar:
Posting Komentar