Minggu, 28 Februari 2021

Proses Menyapih si Kecil Serta Berbagai Persiapannya Part 2

 


 

Seperti yang telah saya share di tulisan sebelumnya, saya memutuskan untuk menyapih si Kecil ketika usianya menginjak usia 2 tahun. Saya pun mencoba mencari tahu berbagai seluk beluk yang berkaitan mengenai menyapih anak. Berhubung ini merupakan proses menyapih anak pertama saya, jadi saya sangat buta dengan hal ini. Saya banyak mendapatkan referensi berbagai pengalaman Moms-Moms hebat dari Sosial Media dan disinilah saya banyak menemukan berbagai metode yang kiranya dapat saya praktekan dalam melalui proses menyapih ini.

Proses Menyapih pun Dimulai



Setelah saya menyiapkan mental dan memiliki berbagai metode serta rencana cadangan apabila metode pertama tidak berhasil, maka saya mulai mengajak si Kecil pelan-pelan untuk berhenti menyusu. Saya sering mengatakan nya saat dia sedang bermain, saat dia ingin tidur dan saat dia sedang menyusu. Hal ini terus menerus saya ucapkan agar dia paham maksud saya. Sayapun juga tidak segan memakai bahasa sehari-hari nya agar dia mengerti. Anak saya biasa menyebut ketika ingin menyusu dengan kata "unge" saya pun tidak mengerti kenapa bisa disebut unge. Akhirnya saya memakai kata itu untuk memberitahu nya "Anak mama sayang sebentar lagi sudah besar ya, sudah tidak unge lagi ya sayang, tapi mama tetap sayang kok" sembari memeluk dan mencium dahinya.

Hari pertama menyapih tiba. Dari sekian banyak sounding yang telah saya berikan ternyata hal ini tidak berhasil, seakan dia tidak merelakan untuk menghentikan proses menyusui ini. Hari pertama pun gagal.

Di hari kedua saya sudah siap untuk menjalankan metode cadangan jika diperlukan. Dari berbagai metode yang saya temukan di sosial media saya mendapatkan banyak metode, ada yang memberikan rasa pahit di puting si Ibu seperti memberi getah dari akar brotowali sampai memberi air cabai. Saya berpikir tidak akan melakukan metode ini, karena saya tidak mau ada yang masuk atau dicicipi oleh si Kecil, selain itu tidak enak dan mungkin saja berbahaya untuknya. Jadi saya memutuskan untuk memberi warna di puting saya dengan pasta gigi. Memang ini terkesan menipu diri sendiri dan si anak namun hal ini terpaksa saya lakukan karena saya rasa hal inilah yang paling dapat dimengerti anak saya.

Setiap dia ingin menyusu langsung segera saya oleskan pasta gigi di dada saya, namun lama kelamaan pasta gigi ini terasa panas Moms, akhirnya saya ganti dengan salep lain yang berwarna putih, kali ini saya menggunakan Sudocream, karena warna nya putih dan mudah untuk dibersihkan.

Benar saja, si Kecil terlihat jijik untuk menyentuhnya. Sambil saya berkata "unge nya tidak enak lagi, kita buat susu aja ya" hari kedua berhasil kita lalui tanpa menyusu. Namun saat malam hari dia mengamuk karena ingin menyusu namun tidak saya beri.
Beruntung dihari ketiga si Kecil sudah dapat menerima untuk tidak lagi menyusu. Walau terkadang dia masih menarik baju sekedar untuk melihat warna putih yang masih ada di dada saya. Sekarang pun setelah hampir sebulan proses menyapih ini kami lalui anak saya sudah dapat meminta sendiri apabila dia ingin menyusu. Kata-kata nya pun sudah benar "tutu tutu" sembari saya ucapkan dengan benar "susu... Mau susu ya sayang?"

Nah demikian pengalaman saya menyapih si Kecil. Dalam proses menyapih ini saya merasakan tidak ada drama yang berkepanjangan karena kami berdua sudah sama-sama siap, bagaikan prajurit yang siap untuk maju ke medan perang. Amunisi kami sudah sangat siap seperti mental kami, metode dan juga peran serta ayah yang membuat proses ini menjadi lebih mudah.
Kalau dipikir-pikir saya sampai lupa berapa hari tepatnya saya menjalani proses menyapih ini, karena memang hal itu berjalan begitu saja dan kami juga menikmati setiap prosesnya sebagai pembelajaran untuk anak kami berikutnya.

Yang perlu Moms ingat setiap anak memiliki keunikan dalam proses menyapih tersendiri dan setiap Moms pasti tahu mana yang tepat dan terbaik untuk anaknya, tidak ada metode yang benar dan yang salah dalam proses ini, hanya saja mana yang Moms rasa paling cocok untuk si Kecil. Semoga sharing saya dapat memberikan manfaat untuk Moms sekalian.


Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar